Kemuliaan Tuhan Dalam Ciptaan Dan Tanggung Jawab Manusia
Bacaan Alkitab | Mazmur 19 : 1-7, Mazmur 65 : 10–14 |
Tanggal/Warna Liturgy | 8 September, 2019/Hijau |
“Langit menceritakan kemuliaan Allah, dan cakrawala memberitakan Pekerjaan tanganNya, hari meneruskan berita itu kepada hari, dan Malam menyampaikan pengetahuan itu kepada malam” (Mazmur 19 : 2–3)
PENDAHULUAN.
Saudara saudara didalam Alkitab, Allah dinyatakan sebagai oknum yang tak terbatas, kekal, dan juga dinyatakan sebagai oknum yang berkepribadian yang menciptakan segala sesuatu dari yang tidak ada menjadi ada. Dan kalau kita memperhatikan tujuan dari penciptaan sebagaimana yang dinyatakan dalam mazmur 19, ini menunjukkan bahwa penciptaan langit dan bumi membuktikan “ kemuliaan, kemegahan dan kuasa-Nya “. Daud mengatakan, “ langit menceritrakan kemuliaan Allah, dan cakrawala memberitakan pekerjaan tangan-Nya “ ( ay 2 ). Dengan kita memandang seluruh alam tercipta ini, dari cakrawala mahaluas, dari semesta tercipta hingga keindahan dan tatanan alam membuktikan akan kebesaran Tuhan Allah, pencipta kita. Kalau Allah menciptakan langit dan bumi sebagai tanda dari kemuliaan-Nya, maka Allah juga berhak untuk menerima kembali kemuliaan dan hormat yang layak diterima-Nya. Semua unsur alam , mata hari dan bulan, pohon pohon di hutan, hujan dan salju, sungai dan anak sungai, bukit dan gunung, hewan dan burung semuanya menyerukan pujiannya kepada Allah yang menciptakan mereka. Betapa Dia lebih menginginkan dan menantikan kemuliaan dan pujian dari manusia. Allah menciptakan bumi supaya menyediakan sebuah tempat dimana maksud dan tujuannya bagi umat manusia dapat digenapi.
PENDALAMAN TEKS.
Kemuliaan Allah sungguh sungguh nampak di dalam karya-Nya, mulai dari ciptaan yang dilakukan-Nya pada awal terciptanya dunia dan segala isinya, sampai kini nampak dalam pemeliharaan-Nya sampai selama lamanya. Tertulis dalam mazmur 19 : 2 – 3 “ Langit menceritakan kemuliaan Allah, dan cakrawala memberitakan pekerjaan tangan-Nya, hari meneruskan berita itu kepada hari, dan malam menyampaikan pengetahuan kepada malam. Bahkan ciptaan Allah sendiri memuliakan-Nya, memuji karya-Nya secara terus menerus. Berita yang didengungkan dari waktu kewaktu membuat manusia mengalami kemuliaan Allah. Mereka menyanyi tentang jalan jalan Tuhan, sebab besar kemuliaan Tuhan.
Kedatangan Yesus Kristus ke dunia ini adalah untuk membawa kemuliaan Allah. Kita lihat bahwa setelah kelahiran Yesus, para Malaekat menyerukan “ kemuliaan Allah “. Dan tiba tiba tampaklah bersama sama dengan malaekat itu sejumlah besar bala tentara sorga yang memuji Allah, katanya : “ Kemuliaan bagi Allah ditempat yang mahatinggi dan damai sejahtera di bumi diantara manusia yang berkenan kepada-Nya “( Luk 2 : 13 – 14 ).
Karena itu sejak awal pelayanan-Nya, Yesus memanggil dan mempersiapkan orang orang yang secara khusus diberi tanggung jawab untuk melanjutkan karya-Nya. Peristiwa kenaikan Yesus ke sorga itu menunjukkan penyatuan-Nya didalam kemuliaan Allah Bapa. Dan pada peristiwa ini tidak berarti bahwa Yesus meninggalkan murid murid-Nya, tetapi akan kembali dan tetap hadir ditengah tengah mereka.
Inilah arti kemuliaan Allah bagi hidup manusia pada masa kini dan disini. Kemuliaan Allah harus nampak didalam karya manusia, ketika karya itu memperlihatkan kuasa Allah yang sarat akan kasih terhadap manusia. Panggilan ini tidak berhenti sampai disitu saja, karena setiap orang percaya yang telah menerima kasih karunia Allah juga dipanggil untuk memuliakan Allah. Rasul Paulus menekankannya dihadapan jemaat di Korintus ( 1 korintus 10 : 31 ). Dengan demikian manusia menyatakan kemuliaan Allah melalui kata kata, gaya hidup dan perilaku. Hal ini juga berarti bahwa orang percaya memuji Allah dan mengaguminya.
Kita harus bersyukur atas apa yang telah diberikan oleh Tuhan dan juga tidak khawatir karena yakin akan pemeliharaan Tuhan. Kita menolong orang lain untuk juga memuliakan Allah melalui pujian bagi Allah yang keluar dari bibir kita. Dengan itu orang dapat melihat bahwa kita tidak mencari kepentingan diri sendiri dan dengan rendah hati menyatakan kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan dan kelemahlembutan serta penguasaan diri.
Tidak ada satupun dari hal hal tersebut diatas mudah untuk dilakukan terutama jika telah menyinggung perasaan atau ego kita. Namun melalui percaya didalam Yesus Kristus, transformasi didalam hidup kita dimungkinkan. Dengan transformasi penyangkalan diri menjadi mungkin dilakukan karena orientasi kita bukan lagi diri kita pribadi, namun kepada Tuhan yang maha mulia itu. Dengan melakukan kehendak-Nya kita membawa kemuliaan bagi Allah. Didalam 2 Korintus 3 : 18 dikatakan “ Dan kita semua mencerminkan kemuliaan Tuhan dengan muka yang tidak berselubung. Dan karena kemuliaan itu datangnya dari Tuhan yang adalah Roh, maka kita diubah menjadiserupa dengan gambar-Nya, dalam kemuliaan yang semakin besar “.
Apakah yang dipikirkan oleh orang lain ketika mereka melihat kehidupan kita ? Apakah mereka melihat kehidupan kita yang mempermuliakan Allah ?. Saudara saudara inilah yang perlu diingat oleh setiap orang percaya untuk menjalankan panggilan Tuhan didalam hidupnya, karena hidupnya adalah bagaikan kitab yang terbuka yang menyatakan apakah kta memuliakan Allah atau tidak.
PENERAPAN / APLIKASI.
Saudara saudara alam memang menyimpan berbagai misteri. Ada kedahsyatan dalam alam ini. Tetapi ada juga keindahan didalamnya. Kalau hidup yang kita jalani ini seperti air yang mengalir, maka kita tidak akan memperdulikan dari mana, mau kemana dan bagaimana hidup itu sendiri, maka keindahan dan kedahsyatan alam itu akan tetap merupakan hal yang tersembunyi. Akan tetapi kalau kita berhenti sejenak dari kesibukan rutin, lalu memperhatikan dan merenungkan alam, maka kita pasti akan terpesona sama seperti Para ilmuwan yang sudah lama terpesona oleh misteri alam ini. Berapa sebenarnya planet yang ada dalam jagat raya ? Mereka ini mengalami bahwa semakin banyak mereka tahu, makin lebih banyak yang mereka belum tahu. Kenyataan ini menuntut mereka untuk mencari semacam “ penyebab awal “ yang adalah Tuhan sendiri. Sehingga dalam mazmur 19 ini yang berbicara mengenai alam semesta, mau tidak mau meuntun kita untuk mengagumi kebesaran Tuhan.
Saudara saudara meskipun alam semesta hadir secara diam tanpa bisa berkata, tapi kehadiran itu sendiri sudah berbicara bagi manusia. Bahwa Tuhan adalah sang pencipta dan pemelihara Agung. Tuhan menciptakan alam raya begitu rupa, sehingga ada proses alami untuk memproduksi dan melindungi kehidupan. Dan manusia, hanya sebagian dari ciptaan Tuhan itu. Karena itu kehidupan manusia sangat tergantung dari alam ciptaan Tuhan.
Saudara saudara di tengah banyak kegalauan yang terjadi karena ketidak seimbagan dalam alam, sebagai akibat tindakan manusia yang ceroboh; orang kembali menyadari bahwa banyak bencana alam yang sesungguhnya bisa dihindari, kalau sejak awal manusia memuliakan Allah melalui cara hidup yang memeliharan ciptaan-Nya. Banjir tidak akan terjadi kalau hutan tidak dtebang semena mena. Tanah longsor tidak terjadi kalau tebing tidak dibabat hutannya. Pencemaran air sungai dan sumur tidak terjadi kalau pabrik tidak membuang limbah secara semena mena. Bahkan tikus dan nyamuk tidak merajalela, kalau selokan didepan rumah kita tdak mampet oleh sampah yang sering di buang sembarangan.
Saudara saudara dengan demikian menjadi jelas bagi kta sebagai umat Allah bahwa dengan memelihara dan melestarikan alam sebagai sumber kehidupan manusia, maka manusia menghormati Allah yang menciptakan kehidupan. Memuliakan Allah bukan hanya dengan kata kata, atau nyanyian yang indah. Tetapi memuliakan Allah adalah juga soal prilaku terhadap alam lingkungan di mana Tuhan menempatkan kita. Amin. (SYR)