MENGHADAPI PEMILU DENGAN SIKAP YANG BENAR
Bacaan Alkitab |
1 PETRUS 2 : 11 - 17 ; MAZMUR 34 : 12 - 23. |
Tanggal/Warna Liturgy | 24 Maret 2019/Ungu (Minggu Sengsara IV) |
Nats Khotbah : “ Hiduplah sebagai orang merdeka dan bukan seperti mereka yang menyalahgunakan Kemerdekaan itu untuk menyelubungi kejahatan kejahatan mereka, tetapi hiduplah Sebagai hamba Allah “ ( ay. 16 ).
PENDAHULUAN.
Saudara saudara sidang jemaat yang terkasih didalam Yesus Kristus, dari dua bagian Firman Allah yang baru saja kita baca, baik rasul Petrus maupun Daud keduanya sama sama berbicara tentang penderitaan akibat kejahatan secara politis, sosial dan ekonomi, dan bagaimana menjalani hidup ini sebagai hamba Allah di tengah tengah masyarakat majemuk yang sedang berada dalam arak arakan menghadapi pemilu serentak yang bersih dan jujur pada 17 April 2019 yang akan datang. Dan kalau kita berbicara bagaimana hidup sebagai hamba Allah bukan berarti kita masih diperhamba oleh berbagai tekanan termasuk ketidak adilan, tetapi kita sungguh sungguh “ sudah dimerdekakan “ oleh Kristus. Jadi untuk menjadi hamba Allah, harus menjauhi keinginan keinginan daging sebagaimana diperingatkan dalam surat pertama Petrus khususnya dalam perikop hari ini. Karena dengan menjauhi keinginan daging, hidup kita dapat menjadi teladan bagi orang lain.
PENDALAMAN TEKS :
Saudara saudara Rasul Petrus menyampaikan nasehat dan penghiburan kepada jemaat Kristen di Asia Kecil yang mengalami penderitaan karena kejahatan secara politis, sosial dan ekonomi dengan mengacu kepada penderitaan yang Yesus Kristus alami. Jemaat terpanggil untuk meneladani Yesus dalam menjalani penderitaan itu. Yesus mengalami penderitaan yang sangat berat. Ia mengalami ketidak adilan. Tetapi ia tidak membalas melainkan menyerahkan-Nya kepada Tuhan sang hakim yang adil. Oleh sebab itu, Petrus meminta jemaat untuk menjalani penderitaan sambil tetap bertekun dan berjalan mengikuti teladan-Nya.
Saudara saudara walaupun para pengikut Kristus mengalami penderitaan akibat penjajahan, namun rasul petrus tetap meminta jemaat untuk tunduk kepada pemerintah. Rasul Petrus melihat, bahwa keberadaan pemerintah adalah kehendak Allah demi kebaikan manusia. Hal ini dikatakan rasul petrus karena Firman Tuhan tidak pernah menganjurkan untuk melawan atau menentang pemerintah yang lalim sekalipun. Bahkan, Yesus meminta untuk memberikan kepada pemerintah sesuai kewajiban kita.
Sementara itu, Rasul Petrus juga mengingatkan semua orang percaya yang telah dimerdekakan dalam Kristus, agar tetap mengingat statusnya sebagai hamba Allah. Kemerdekaan orang percaya adalah hidup yang dikaruniakan untuk melakukan kehendak Allah. Karena itu, didalam ayat 17, penghormatan kepada raja disejajarkan dengan penghormatan kepada semua orang. Sedang untuk pendekatan kepada Allah dilakukan dengan rasa takut. Jadi dalam hal ini, jika kita tunduk kepada pemerintah, itu semata mata karena kita menaati kehendak Allah saja. Sidang jemaat pada tahun politik sama seperti saat sekarang ini, kita selaku bangsa Indonesia yang sedang berada dalam masa masa kampanye politik untuk pemilihan anggota anggota legislatif dan presiden yang pelaksanaannya secara serentak, diperhadapkan dengan berbagai macam pernyataan pernyataan, kecurigaan kecurigaan, serta pertanyaan sekitar legalitas pemerintahan para pemimpin bangsa. Hal inilah memicu sejumlah unjuk rasa maupun kerusuhan kerusuhan yang bereskalasi hingga jatuhnya banyak korban. Berdasarkan Firman Tuhan hari ini, bisa dimengerti jika saat itu sebagai orang percaya, kita mengalami kesulitan untuk menentukan sikap ( pilihan ) terhadap anggota anggota legislatif mapun Presiden, kita berharap agar melalui proses pemilu mendatang, kita akan memperoleh pemerintahan yang lebih dapat diterima, serta akan bertindak lebih aktif dalam berusaha memecahkan banyak masalah yang bangsa ini hadapi.Sebagai pengikut Kristus dan hamba Allah juga diminta untuk terus berperan serta secara baik dan benar dalam ikut mewujudkan pemerintahan yang kita idam idamkan itu. Hal itu berarti bahwa kita ikut menyukseskan pemilu yang jujur dan adil. Dengan demikian kita berperan serta dalam mewujudkan kehendak Allah bagi bangsa kita.
Bagi kita sebagai orang percaya dalam pembacaan Firman Tuhan hari ini telah dikemukakan dalam beberapa hal terutama ketika kita ingin memiliki sikap yang benar dalam menghadapi pemilu, yakni betapa pentingnya : penguasaan diri dan sikap tenang supaya dapat berdoa, mengasihi serta melayani sesuai dengan karunia yang Allah berikan. Hidup yang demikian itu akan membawa kemuliaan bagi Allah di dalam Kristus Yesus. Khusunya ketika seseorang berbicara, hendaklah ia berbicara sebagai orang yang menyampaikan Firman Allah. Tentu yang dimaksudkan bukan dalam pengertian “ berkhotbah “ secara liturgis, namun menunjuk kepada konsistensi kepada Firman Allah semata mata. Kata kata yang keluar dari mulut harus menyaksikan sikap kita yang benar dan bukan hanya itu, tapi ajaran apa dan siapa yang kita pegang. Karena itu setiap kata kata dan kalimat yang diucapkan oleh pengikut Krisus haruslah berdasarkan Firman Allah itu.
Sementara itu, kita juga tahu bahwa Firman Allah itu bersifat multidimensional. Ia tidak hanya menghibur atau menghimbau semata. Firman Allah juga bersifat menegur, memperingatkan serta menghakimi. Bahkan dalam surat ibrani dikatakan bahwa Firman Allah itu lebih tajam dari pedang bemata dua manapun; Ia menusuk amat dalam sampai memisahkan jiwa dan roh, sendi sendi dan sumsum; Ia sanggup membedakan pertimbangan dan pikiran hati kita ( Ibrani 4 : 12 ). Firman Allah akan menegaskan antara yang benar dengan yang tidak benar.
APLIKASIH.
Karena itu saudara saudara jika kita diminta untuk berbicara sebagai orang yang menyampaikan Firman Allah, itu berarti bahwa kita harus mampu mengatakan kebenaran diatas kebenaran. Sebaliknya, kitapun harus berani mengatakan jika sesuatu itu tidak benar. Hal ini dapat dan hanya dapat kita lakukan sesuai dengan karunia Allah yang Ia berikan tepat pada waktunya untuk kita. Dari balik kelemahan manusiawi kita, ketekunan kita untuk tetap memohon kekuatan dari pada-Nya akan membuat kita mampu berbicara dan bersikap sesuai Firman Allah. Sikap yang demikianlah yang kita pegang ketika kita menghadapi pemilu yang akan datang. Partisipasi kita dalam pemilu harus berlandaskan kepada kebenaran sesuai dengan apa yang kita terima dari Yesus. Ada konsekuensi yang harus kita pikul. Namun, pihak yang kita sanjung dan utamakan tentunya adalah Dia yang telah terlebih dahulu memberikan keselamatan kepada kita. Dengan landasan itulah kita mengikuti pemilu yang akan datang.
Saudara saudara dalam menghadapi pemilu dengan semua proses yang mendahuluinya, kita tentu sebagai orang Kristen diminta untuk tidak sekedar ikut ikutan dalam berbicara dan bersikap. Tetapi juga dalam berpikir secara positif, kritis, kreatif dan realistis adalah rangkaian sikap yang sudah selayaknya kita tunjukkan. Kita dukung tindakan dan keputusan yang sesuai dengan Firman Allah.
Saudara saudara Firman Tuhan hari ini kembali mengingatkan kita tentang konsistensi antara apa yang kita dengar dengan apa yang akan kita putuskan. Jika kita setia mendengarkan Firman Tuhan, buktikanlah itu dengan jalan melakukannya secara benar. Termasuk didalamnya ketika kita berhadapan dengan berbagai macam pilihan yang harus kita putuskan. Karena sekali kita ragu menerapkan Firman Tuhan dalam keputusan dan pilihan, maka untuk selanjutnya kita akan mengalami kesulitan dalam pengambilan keputusan. Sebaliknya siapa yang berpegang pada Firman Tuhan, ia tahu bahwa ia memiliki dasar yang kuat. Ia tidak akan mudah terpengaruh ataupun goyah untuk bersikap dalam mengambil keputusan apapun dalam kebenaran. Amin. ( pdt. S.YR. )