Keadilan Dan Perdamaian
Bacaan Alkitab | Matius 5 : 43 - 48, Mazmur 54 : 3 – 9 |
Tanggal/Warna Liturgy | 22 September 2019/Hijau |
“Tetapi Aku berkata kepadamu: Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu” (Matius 5 : 44)
PENDAHULUAN.
Saudara saudara, Yesus memulai pelayanan-Nya dengan menekankan betapa pentingnya pertobatan terkait penerimaan manusia kedalam kerajaan sorga ( Allah ). Kerajaan Allah adalah pemerintahan Allah atas kehidupan dunia dan manusia. Pemerintahan Allah sekarang nyata dalam diri Yesus Kristus. Berbagai mujizat dan ajaran Yesus menjelaskan hadirnya kerajaan Allah bagi manusia; besar dan kecil, kaya dan miskin, kuat dan lemah.
Berkaitan dengan situasi pada saat itu, dimana banyak sekali orang “ miskin dan kecil “ maka Yesus pertama tama memberitakan tentang kerajaan Allah kepada mereka. Yesus tahu betul keadaan orang rang miskin dan kecil dimana mereka tidak memiliki apa apa, mereka gampang sakit dan meninggal. Mereka diberlakukan tidak adil, dianiaya, dicela dan difitnah. Itulah keadaan yang dialami oleh orang banyak yang mengikut Yesus, keadaan itu adalah akibat dari pemerintahan manusia, dan karena manusia menyerahkan diri untuk diperintah oleh manusia, khusus mereka yang berkuasa.
Yesus segera merubah keadaan yang sulit itu menjadi keadaan yang penuh kedamaian sebagai wujud hadirnya kerajaan Allah. Perubahan itu tentu tidak pertama tama menyangkut kebutuhan jasmania semata, tetapi lebih menyangkut kebutuhan rohani. Sehingga keadaan yang penuh ketakutan, ancaman, dan keputus asaan sekarang diubah Yesus menjadi keadaan yang penuh kedamaian, kebahagiaan dan pengharapan.
Kerajaan Allah adalah kerajaan damai. Kerajaan itu tidak hanya menggemahkan pendamaian Allah dengan manusia, tetapi juga manusia dengan sesamanya dan mansia dengan lingkungan ( dunianya ) Kita yang telah mengalami pendamaian dengan Allah melalui Yesus Kristus, harus siap membawa damai dan keadilan ditengah, persengketaan, dan permusuhan, serta perpecahan yang sekarang mengancam seluruh sendi kehidupan.
PENDALAMAN TEKS.
Saudara saudara, firman Tuhan yang kita baca hari ini menunjukkan pentingnya upaya untuk mewujudkan kedamaian. Hubungan yang diwarnai perdamaian adalah wujud dari kualtas hubungan seseorang dengan Tuhan. Hidup yang diwarnai dengan perdamaian adalah harapan banyak orang. Sebab dewasa ini perdamaian telah menjadi suatu yang mahal dan langka. Banyak telah menyebabkan perdamaian menjadi sesuatu yang sulit. Salah satunya adalah tidak adanya keadilan. Ketika seseorang menolak untuk berdamai, pada saat itu ia telah menempatkan perdamaian pada posisi yang sulit.
Bacaan firman Tuhan hari ini justru memberi penekanan pada pentingnya upaya untuk kedamaian. Sebab dalam suasana dimana kedilan tidak ada maka mustahil dirasakan damai dan sejahtera. Berpedoman pada ajaran Tuhan inilah maka sebagai warga gereja kitapun didorong untuk mengusahakan keadilan demi terciptanya kedamaian. Sedapat dapatnya kalau hal itu bergantung padamu, wujudkan kedamaian. Khusunya ketika kebencian seolah olah mendapat angin segar dewasa ini. Dimana mana kita jumpai berbagai sarana yang rusak karena hilangnya keadilan dan kedamaian. Kebencian yang memuncak telah memicu perilaku yang mendatangkan sengsara. Peristiwa ketapang, maluku, poso, maupun tawuran antar kampung/ pelajar, mahasiwa adalah contoh contoh kongkrit dari memuncaknya rasa kebencian.
Namun selaku warga gereja, kita tetap didorong untuk mewujudnyatakan perdamaian. Tindakan yang muncul dari penghayatan iman bahwa Yesus telah mendamaikan kita dengan Bapa. Seseorang yang menghayati peranan Allah dalam sebuah perdamaian tentu amat bersukacita. Sebab dalam sukacita dan rahmat yang luar biasa telah dijembatani suatu hubungan yang baru antara Allah dan manusia. Berbagai luka batin yang muncul akibat perseteruan hanya dapat dipulihkan, ketika kita mau berdamai. Maka setiap pihak dimungkinkan untuk menata kembali relasinya dalam terang Firman Allah.
Pada ayat 48 dikemukakan oleh Tuhan Yesus, bahwa seseorang haruslah sempurna. Ucapan tersebut merupakan kesimpulah dari pengajaran Tuhan Yesus pada ayat ayat sebelumnya Pengajaran itu memperlihatkan bahwa sekalipun manusia itu berdosa dan menolak Allah, tetapi tangan Tuhan selalu terbuka untuk menyambut orang yang datang pada-Nya. Sikap menyambut setiap orang itu dilukiskan seperti terbinya mata hari bagi semua orang. Setiap orang tanpa kecuali merasakan rahmat Allah setiap hari. Rahmat yang melampaui berbagai perbedaan, berbagai latar belakang. Rahmat yang ditujukan kepada setiap manusia adalah rahmat yang dapat mematahkan penolakan penolakan manusia.
Oleh sebab itu, jika selaku warga gereja kita diharuskan untuk menjadi sempurna, maka pertama tama kesempurnaan itu harus bertumpu pada rahmat Allah adi. Sehingga hal menjadi sempurna merupakan perjuangan yang berlangsung terus menerus. Karena tidak ada seorngpun yang sempurna, kecuali Tuhan sendiri. Hal ini menunjukkan adanya upaya upaya yang sungguh sungguh dari setiap warga. Oleh sebab itu kita patut memperlihatkan sikap yang baik kepada setiap orang. Sikap baik itu muncul melampaui bebagai perbedaan, berbagai latar belakang. Maksudnya ialah agar setiap warga gereja berbuat baik kepada siapa saja tanpa melihat perbedaan yang ada. Dengan sikap yang demikian memungkinkan setiap warga gereja terus berjuang untuk menjadi sempurna. Sehingga jika hal tersebut dinyatakan, itu bukan karena kita mampu menaklukan musuh kita, namun itu lebih memberi tekanan, bahwa kita mampu mengasihi musuh kita.Sekalipun hal ini bukan perkara yang mudah, namun dengan pertolongan Roh Kudus kita terus menerus mengalami pertumbuhan kearah itu.
Saudara saudara dewasa ini di berbagai pertikaian yang melanda bangsa dan negara, kita semua terpanggil untuk tetap bersikap arif dan bijak. Sikap demikian akan menolong setiap warga gereja untuk tetaptenang dan menadi tangguh menghadapi berbagai tantangan. Dengan demikian kita lalu menggambarkan sikap hidup yang terus menerus terarah kepada Allah. Kita bersama lalu diterangi oleh firman Tuhan untuk tetap mampu berjaya mengasihi musuh- musuh kita. Panggilan yang demikian memberi arti kepada setiap warga gereja, bahwa ditangan Tuhan, ia menjadi bermakna yakni bahwa ia dipakai sebagai sarana rahmat Allah membawa sejahtera Allah bagi dunia. Tadinya kita adalah musuh Allah, tetapi dikasihi dan diselamatkan Allah.
APLIKASIH FIRMAN ALLAH.
Saudara saudara yang kekasih didalam Tuhan. Kita tidak hidup seorang diri ditengah tengah dunia ini. Tetapi kita senantiasa ada bersama sama dengan orang lain. Dan selama ada persinggungan dengan orang lain, tidak akan terlalu ditemukan keharmonisan dan keselarasan. Sebab ketika kita ada bersama sama orang lain, kita mulai menyadari bahwa ada perbedaan perbedaan nilai, ada perbedaan kepentingan, ada perbedaan visi dan misi, ada perbedaan harapan dan kerinduan. Perbedaan perbedaan ini pada saat saat tertentu, kalau salah ditangani akan membawa manusia pada pertentangan atau persaingan, yang bukan tidak mungkin, akan membuahkan kekacauan, penderitaan, tangisan dan kemelaratan/ ketidak adilan.
Berdasarkan kenyataan itu, kta diminta untuk memperhatikan perikop pembacaan ini, dimana perikop tersebut menekankan nilai nilai kristiani yang harus dijalankan umat kristiani dalam persinggungan dengan orang lain. Kalau kita membaca firman Tuhan dalam kitab Roma 12 : 14 berkata : Berkatilah siapa yang menganiaya kamu, berkatilah dan mengutuk. Berkat adalah sebuah kata dibidang agama yang sangat khas, tetapi seringkali terlalu abstrak dan terisolasi dari kenyataan kenyataan konkrit.
Sama sekali tidak ada gunanya kalau kita mengatakan : berkatilah musuh-mu dan jangan mengutuk kalau ungkapan itu, tidak kIta terjemahkan dalam situasi yang aktual dan kebutuhan manusia yang riel. Kalau kita memberkati seseorang itu berarti kita harus menolongnya yang paling urgent. Jika seterumu lapar berikan dia makan, jika dia haus berilah dia minum.
Saudara saudara dalam firman ini tidak mengabaikan kebenaran bahwa makanan spiritual, adalah makanan yang tidak pernah bisa mengenyangkan perut yang kosong. Mungkin hal hal spiritual yang disajikan adalah sebuah nilai yang sangat indah, tetapi perut yang kosog membutuhkan sesuatu yang lain. Kita harus bertemu dengan orang itu ditempat yang tepat. Bagi orang lapar, berkat berarti roti atau makanan. Bagi orang yang haus, berkat berarti minuman, dan bagi orang yang telanjang, berkat berari pakaian. Justru hal hal seperti itu kita buat terhadap orang yang memusuhi kita. Baru dengan demikian kita bisa berbicara keadilan dan tentang kasih dan damai dengan semua orang. Amin….. (SYR)