Keluarga Pembawa Kabar Baik
Bacaan Alkitab | Yesaya 49:1-7, Matius 28:18-20 |
Tanggal/Warna Liturgy | 19 Mei 2019/Putih |
Prolog.
Salam sejahtera. Akhir-akhir ini, kita sering terganggu dengan berita hoax atau berita bohong. Berita yang begitu mudah diakses oleh semua kalangan lewat berbagai media, cetak maupun elektronik, sehingga sangat penting untuk disikapi dengan bijaksana. Peran orang tua/dewasa dan pihak gereja akan sangat membantu dalam pendampingan terhadap setiap anggota keluarga dan warga jemaat, misalnya menghindari penyebaran berita hoax atau tidak menjadi sumber berita hoax. Berita hoax sangat bertentangan dengan kabar baik atau Injil. (Injil: euanggelian dari bahasa Yunani, artinya: kabar baik). Dalam hal ini, maka pentingnya setiap orang untuk memiliki hikmat, takut akan Tuhan agar terhindar dari perilaku buruk sebagai pembawa hoax atau kabar buruk lainnya yang berpotensi merusak relasi dengan sesama.
Tafsiran/pendalaman teks.
- Hamba Tuhan dalam teks firman Tuhan hari ini menunjuk kepada nabi Yesaya yang menyadari tentang keberadaannya di hadapan Tuhan (ayat 1 dan 5 a). Penunjukkan Tuhan atas dirinya sebagai alat untuk menyatakan dan memberitakan keagungan Tuhan dan firmanNya (ayat 2 dan 3). Meskipun Yesaya menyadari otoritas Tuhan atas seluruh hidupnnya, tetapi ia juga dapat melihat dengan jujur setiap perbuatannya yang nampaknya sia-sia dan tak berguna (ayat 4 a). Kesadarannya tentu sangat manusiawi, jika mengingat bahwa Yesaya dalam tugas kenabiannya ia tidak luput dari keterbatasan dan kekurangan. Dibalik pengakuan apa adanya di hadapan Tuhan, Yesaya dengan semangat mengatakan: “namun hakku terjamin pada Tuhan dan upahku pada Allahku”.
- Yesaya meyakini bahwa kehidupannya dipimpin oleh Tuhan, dan Tuhan sendirilah yang akan menghargainya dan setiap pekerjaannya, bahkan kekuatanpun akan diberikan olehTuhan kepadanya (ayat 5). Selaku hamba Tuhan, Yesaya menerima sepenuhnya tugas dan tanggung jawab yang dipercayakan kepadanya, bukan hanya bagi keturunan Yakub/Israel tetapi supaya keselamatan dari Allah samapi ke ujung bumi (ayat 6).
- Melalui nabiNya, Yesaya, Tuhan menegaskan dan menunjukkan tentang kuasa dan kasihNya kepada semua suku bangsa. Bahwa hanya Tuhan yang mampu memberikan jaminan dan bertindak sebagai penebus ( menunjuk kepada Yesus Kristus) bagi umat, karena itu, Tuhan layak menerima hormat dan sembah dari para pembesar dan raja-raja ( ayat 7) Firman Tuhan yang menjadi tugas nabi Yesaya supaya diberitakan dan sampai ke ujung-ujung bumi, mengandung pesan tentang kuasa dan kasih Tuhan atas semua umatNya dan semua makhluk serta alam semesta. Berita yang disampaikan merupakan terang yang bersinar, yang olehnya semua orang memercayai kuasa dan kasih Allah, menyembah dan menghormati Tuhan Allah semesta alam.
- Inti dari perintah Tuhan Yesus untuk yang tertulis dalam kitab Injil Matius pasal 28: 18-20 menunjuk pada gerakan atau aktivitas memberitakan kabar baik, Injil yaitu keselamatan di dalam Yesus Kristus. Perintah ini, tentu melibatkan berbagai pihak dengan kapasitas atau tugas masing-masing. Berbagai kemungkinan yang bisa menjadi tantangan dan kesulitan dalam melaksanakan tugas yang mulia ini, Tuhan Yesus sendiri yang memberikan jaminan penyertaanNya. Yang sangat penting bagi setiap murid Tuhan Yesus dan gerejaNya selaku persekutuan jemaat dan keluarga Kristen adalah mengambil peran/berkontribusi atau melibatkan diri dalam panggilan dan pengutusan memberitakan kabar baik itu.
Aplikasi/Penerapan:
- Tema renungan firman Tuhan : “Keluarga Pembawa Kabar Baik” seakan-akan hendak mengusik keberadaan setiap keluarga, secara khusus keluarga Kristen dalam kehadirannya di tengah-tengah masyarakat. Karena itu, kabar baik yang di maksud tentu tidak terpisahkan dari bagaimana kehidupan keluarga Kristen di tengah-tengah lingkungannya. Lingkungan yang dimaksud adalah sekitar rumah, tempat kerja dan sekolah dan kampus, serta masyarakat. Seperti apa model atau gaya hidup setiap anggota keluarga Kristen yang kelihatan dan menjadi pemandangan di tengah-tengah lingkungannya ? dan apakah model atau gaya hidup yang dilakoni itu memuat pesan dan berita sebagai sebuah berita atau kabar baik bagi orang-orang atau masyarakat dan lingkungannya?
- Melalui nabi Yesaya, kita kembali disadarkan sebagai keluarga-keluarga Kristen untuk sungguh-sungguh hadir sebagai berita yang mampu mencerahkan atau bersinar di manapun dan dalam situasi apapun, bagaikan surat-surat Kristus yang dapat di baca oleh setiap orang yang kita jumpai dan yang menyaksikan kehidupan kita (bnd. 2 Kor 3:3). Kehadiran kita sebagai anggota keluarga Kristen adalah kesaksian dari iman kita kepada Tuhan Yesus Kristus. Bukan alasan tentang apakah di dalam persekutuan jemaat secara organisasi, kita diberi tanggung jawab/peran ataupun tidak, tetapi bahwa setiap orang di utus dan di beri kepercayaan oleh Tuhan Sang Pemberi hidup untuk memberitakan keselamatan yang Tuhan sudah anugerahkan melalui Yesus Kristus.
- Memerhatikan kondisi banyak keluarga di dalam masyarakat kita, yang mudah rapuh menghadapi berbagai godaan dan kesulitan, maka kehadiran kita sebagai keluarga-keluarga Kristen sangatlah strategis untuk menjadi teladan, memberi kontribusi bagi kehidupan yang lebih bernilai dan bermakna. Setiap anggota keluarga adalah murid-murid Tuhan Yesus. Menjalani hidup sebagaimana keteladanan dan nilai yang dipraktekkan oleh Yesus dalam seluruh hidupNya, dan kebenaran firman Tuhan yang menjadi pedoman dan terang dalam hidup kita, merupakan hal yang sangat penting.
- Setiap keluarga Kristen juga tidak terbebas dari berbagai kondisi yang memprihatinkan atau berpotensi mengalami masalah. Karena itu, betapa penting bagi setiap Kristen atau pengikut Tuhan Yesus untuk memiliki hubungan yang benar dengan Tuhan Yesus ( bnd. tentang pokok anggur Yohanes 15: 1-8 dan tentang gembala yg baik 10:14). Keluarga Kristen bertanggungjawab mewariskan nilai-nilai kehidupan kekal kepada generasi selanjutnya. Demikian halnya dengan selaku persekutuan orang yang percaya kepada Yesus Kristus. Perubahan yang terjadi dalam berbagai aspek kehidupan, karena perkembangan IPTEKS (ilmu pengetahuan, teknologi dan seni), kita beri ruang karena manfaatnya, tetapi hendaknya kita tetap bersikap kritis menyikapi setiap perubahan, kemajuan atau perkembangan. Tantangan terbesar yang dihadapi oleh setiap keluarga dan rumah tangga adalah jika anak-anak yg adalah generasi milenial kurang mendapat perhatian dan penguatan untuk kehidupan spiritualnya. Mereka sangat rentan untuk terbawa arus kecanggihan IPTEKS yang kadang-kadang mengabaikan nilai-nilai kasih yang sejati, kebenaran, kejujuran dan kekudusan.
- Jika kita jujur mengamati dan mengintrospeksi keberadaan keluarga kita masing-masing, maka seringkali cara hidup atau gaya hidup kita berseberangan dengan gaya hidup Tuhan Yesus dan firmanNya. Pribadi atau keluarga Kristen mudah terpengaruh dengan tawaran dan cara hidup yang berpusat pada diri sendiri, keluarga dan komunitas atau persekutuan, misalnya: gaya hidup materialis, hedonis, konsumeris dan individualis. Sebaliknya kurang atau lemah pada dimensi, kasih yang tulus, kemurahan hati, kebaikan, kesederhanaan.
- Ibadah Kristen, yang berlangsung baik dalam persekutuan jemaat, keluarga pun melalui wadah kategorial, mulai dari SMAR, Pemuda, PERKI, PKB dan Lansia sesungguhnya menjadi frame atau bingkai kehidupan spiritualitas setiap anggotanya. Dengan kata lain, seluruh jemaat sebagai kesatuan orang percaya dihidupi oleh ibadahnya, penyembahannya dan persekutuannya dengan Sang Tritunggal, Allah Bapa, Anak/Yesus Kristus dan Roh Kudus, sehingga seluruh gerak hidupnya mengekspresikan kehidupan Kristen yang sejati. Kehidupan yang bernilai kekal, berkualitas dan sudah pasti menjadi terang yang bercahaya di manapun. Ibadah kepada Tuhan mendapat pemaknaannya justru setelah ibadah persekutuan selesai, yaitu ketika setiap pengikut Yesus menjalani keseharian hidupnya, menghadapi berbagai tantangan. Aplikasi/penerapan/praktek dari seluruh penyembahan atau relasi kita dengan Tuhan dimaknai dalam keseharian hidup, kerja dan perjuangan.
- Bagaimana mengembangkan dan menguatkan sendi-sendi keluarga Kristen yang dapat diteladani dan menjadi berkat di masyarakat? Tentu banyak hal dari cara hidup pribadi atau keluarga yang perlu kita benahi. Hal yang urgen/sangat penting adalah : memiliki hubungan yang benar, akrab dengan Tuhan, Juruselamat kita. Firman Tuhan menjadi kebutuhan prioritas bagi setiap anggota keluarga untuk dibaca, direnungkan dan dilakukan. Gerakan yang disebut 1821 dengan 3 B (belajar, berdoa dan bercengkerama) disosialisasikan oleh PGI untuk menolong setiap keluarga memanfaatkan waktu bersama sebagai keluarga, dimana mulai pukul 6 sore sampai pukul 9 malam atau sesuai kesepakatan/dikondisikan. Pada jam tersebut semua yang sifatnya elektronik di non aktifkan, sehingga keluarga mempunyai waktu bersama. Konten dari gerakan ini adalah semakin menguatkan dan mengembangkan relasi di antara anggota keluarga agar tetap harmoni (terikat secara serasi, selaras) dan utuh (berikan contoh penggunaan smartphone atau gadget yang tidak ada aturan/disiplin bagi setiap penggunanya, bahkan penggunanya yang juga anak-anak sesegera mungkin didisiplinkan, supaya mengurangi dampak buruk dalam kehidupan mereka).
Keluarga Kristen yang setia dan taat, adalah keluarga yang anggotanya bertanggung jawab menghadirkan seluruh kehidupannya menjadi serangkaian kabar baik, mengakatualisasikan kebenaran firman Tuhan sepanjang hidupnya di setiap tempat dan waktu yang Tuhan perkenankan dan karuniakan. Terpujilah Tuhan Yesus dan firmanNya. Amin. (BE)