FIRMAN ALLAH YANG DIBERITAKAN PASTI MEMBERI HASIL
Bacaan Alkitab | Yesaya 55 : 11 – 13 ; KIS 16 : 13 – 15 |
Tanggal/Warna Liturgy | 30 Juni 2019/Hijau |
Allah menciptakan manusia dan memperlengkapi dengan segala karunia untuk melaksanakan maksud dan rencana Allah dalam kehidupan umat manusia. Banyak diantara manusia itu yang beroleh keberhasilan karena mempergunakan karunia itu untuk memuliakan Tuhan melalui tugas dan tanggung jawab yang diemban. Namun tidak sedikit juga yang gagal karena tidak dapat memanfaatkannya untuk kemuliaan nama Tuhan.
Hal ini juga yang telah dialami oleh bangsa Israel. Bangsa Israel adalah umat pilihan Allah untuk menjadi berkat bagi bangsa-bangsa lain yang ada dimuka bumi ini, sebagaimana janji Allah yang telah di Firmankan kepada Bapa leluhur bangsa Israel yaitu Abraham, Ishak dan yakub. Namun bangsa ini tidak lagi percaya kepada Allah Abraham, tetapi percaya kepada ilah-ilah lain ( Yesaya : 55 : 7 ) dan selalu berbuat dosa dan memperlakukan orang miskin secara tidak adil serta melakukan berbagai kejahatan yang dibenci oleh Allah. Akibatnya Allah menghukum mereka yaitu dibuang ke Babel dan diperbudak di sana.
Timbul pertanyaan apakah pembuangan bangsa Israel ke Babel akan membuat janji Allah berupa: janji berkat, janji menjadi bangsa yang besar dan menjadi berkat bagi bangsa-bangsa lain di bumi, janji tanah kanaan akan menjadi batal?. “ atau “ apakah karena dosa bangsa Israel yang digambarkan oleh nabi Yesaya berwarna merah seperti kain Kirmizi menjadi tanda bahwa pengampunan dan keselamatan serta kehidupan kekal di dalam Kerajaan Sorga tidak berlaku bagi Bangsa Israel?. Tentu saja tidak sebab Firman Tuhan yang di Firmankan dalam Mazmur 103 : 9 dengan tegas dikatakan bahwa:” Tidak selalu Ia menuntut, dan tidak untuk selama-lamanya Ia mendendam”. Artinya, dosa dan kejahatan maupun pemberontakan bangsa Israel tidak membatalkan janji penebusan dan kehidupan kekal dari Yesus Kristus. Allah pasti memberi pengampunan, sehingga walaupun dosa merah seperti kain kirmizi akan menjadi putih seperti salju, dan mereka yang berada dalam kuasa maut dibebaskan karena kuasa kebangkitan Yesus Kristus yang telah mengalahkan kuasa maut. Dan bangsa Israel telah dibebaskan dari
pembuangan di babel, bahkan semua yang terjadi bagi bangsa ini merupakan penggenapan dan bukti dari Firman Allah yang telah di janjikan, bahkan Allah berkuasa menyelamatkan dan Ia sendiri datang menyelamatkan Bangsa Israel ( Yesaya 35 : 4 ).
Setelah Allah membebaskan bangsa Israel dari pembuangan di Babel, Allah memberikan kehidupan yang baru yaitu kehidupan yang lebih baik dari apa yang di alami di Babiloniam ( Yesaya 55 : 1-2 ). Mereka memiliki rumah, makanan dan minuman yang mengenyangkan dan memuaskan. Ini adalah bukti bahwa janji Allah yang Ia sampaikan melalui Firman-Nya pasti akan terwujud sesuai dengan waktu yang Allah telah tetapkan.
Bacaan kita saat ini dalam Yesaya 55 : 11- 13 hendak menyatakan kepada kita bahwa apa yang telah di Firmankan oleh Allah baik secara langsung maupun melalui Nabi-nabi dan para Rasul-rasul, maka Firman itu akan mengerjakan apa yang terkandung di dalamnya. Gambaran yang dipakai oleh penulis Kitab Yesaya untuk meyakinkan bahwa Firman Allah berkuasa memberi hasil yang nampak dilihat dan dinikmati oleh manusia adalah hujan dan salju yang turun ke bumi. Hujan dan salju yang diberikan Tuhan ke Bumi akan memberi kehidupan bagi semua mahluk ciptaan Tuhan,baik tumbuh-tumbuhan, hewan dan terutama untuk kebutuhan manusia.
Allah mau meyakinkan kita selaku orang percaya bahwa Firman Allah itu memiliki kuasa karena Firman Allah adalah Allah itu sendri. Melalui Firman-Nya Allah berkuasa membentangkan langit, meletakkan dasar bumi dan menciptakan roh dalam diri manusia serta menciptakan seluruh isi dunia yang awalnya tidak ada menjadi ada. Bahkan Firman Allah berkuasa mengubah hati, pikiran dan rohani manusia sebagai insan ciptaan-Nya. Melalui kuasa Firman Allah hati yang keras menjadi lembut dan penuh belas kasih, pikiran manusia yang penuh dengan kejahatan akan menjadi pikiran yang selalu tertuju kepada Allah yang mendatangkan damai sejahtera bagi kehidupan manusia dan lebih daripada itu rohani kita yang belum percaya kepada Tuhan Yesus akan diubahkan menjadi manusia yang percaya sepenuhnya kepada Yesus Kristus sebagai Juruselamat yang membawa manusia kekehidupan yang kekal di dalam Kerajaan Sorga.
Kuasa Firman Allah inilah yang di alami oleh seorang perempuan yang bernama Lidia. Perempuan ini seorang penjual kain ungu dari kota Tiatira. Ia menjadi percaya dan menerima Tuhan Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat setelah mendengar Firman Allah yang diberitakan oleh Rasul Paulus. Ia membuka hatinya dan menyerahkan diri untuk di baptis bersama-sama dengan seisi rumahnya.
Firman Allah akan berkuasa dan menjadi berkat yang nyata dalam kehidupan kita ketika kita mau bersedia mendengarkkan Firman itu dan membuka hati kita supaya Firman itu tinggal dalam hati dan berkuasa dalam kehidupan kita. Kuasa Allah di dalam Firman-Nya tidak tersembunyi dan tidak dapat di batasi oleh apapun juga serta tidak dapat dikalahkan oleh kuasa apapun di dalam dunia ini. Sekalipun roh tenung atau sihir yang dimiliki oleh seorang hamba perempuan dalam perikop pembacaan saat ini, disebutkan bahwa melalui tenung-tenungannya ia memperoleh penghasilan yang besar namun tidak berdaya terhadap kuasa Allah di dalam Yesus Kristus ( KPR 16: 18).
Kita dapat menyaksikan saat ini bahwa betapa besar kuasa Firman Allah ketika sejenak kita mengingat akan sejarah masuknya injil ke bumi Sulawesi Tenggara yang diawali oleh seorang pemberita atau pekabar Injil yang dilakukan oleh Zending NZV dari negeri Belanda yakni DS.H Vander Klift yang kemudian dilanjutkan oleh Pendeta pribumi hingga sampai sekarang ini Injil terus diberitakan. Dariawal sejak Injil masuk ke Sulawesi Tenggara sudah lebih dari 100 Tahun kini kita melihat bahwa yang semula hanya beberapa jiwa yang bertobat dan menerima Tuhan Yesus sebagai Juruselamatnya, menurut data statistik Gepsultra tahun 2017 bahwa jumlah orang Kristen Gepsultra berjumlah 25.135 jiwa, yang dilayani oleh 90 orang Pendeta bersama dengan 300 orang penatua dan diaken.
Bagaimana dengan kehidupan kita secara pribadi, apakah kita juga turut mengalami Kuasa Firman Allah dalam kehidupan kita sehari-hari?. Firman Allah yang telah kita terima melalui pemberitaan oleh hamba-hamba Tuhan maupun yang telah kita baca di dalam Alkitab akan mengubah pola kehidupan kita menjadi lebih indah dan memuliakan nama Tuhan. Dengan demikian kehidupan akan dipenuhi oleh berkat dan damai sejahtera yang melimpah dengan sukacita. Dan dari semuanya itu jika kita telah diberkati Tuhan melalui Firman yang telah kita terima, jangan lupa bahwa Allah pun menghendaki bagi kita untuk memberitakan Firman-Nya melalui karunia dan talenta yang kita miliki. Masih banyak jiwa-jiwa yang belum mendengar berita Firman atai “ kabar baik “ yang membawa keselamatan bagi umat manusia.
Khusus di daerah Sulawesi Tenggara ada sekitar 20 suku terabaiakn yang di singkat dengan STA yang belum pernah mendengar tentang Injil atau “ kabar baik “ ini, agar supaya berita Injil boleh sampai kepada mereka dan mereka boleh percaya dan diselamatkan, maka segala upaya perlu dilakukan. Allah tidak menuntut apa yang tidak bisa kita lakukan, tetapi Allah menghendaki apa yang sanggup kita lakukan agar berita tentang keselamatan dapat sampai ke ujung bumi.
Upaya yang dapat dilakukan disingkat dengan 3D yaitu Doa, Daya , dan Dana. Jika kita tidak dapat melakukan ke-3 hal tersebut yakni doa, daya dan dana , maka kita dapat memilih salah satu diantaranya. Misalnya kita tidak bisa menjadi tenaga Misionaris untuk menjangkau suku-suku terabaiakan sebagai salah satu dari ke-3D tadi yaitu ( Daya ) tetapi kita dapat memberikan uang kita ( Dana) yang akan membiayai tenaga Misionaris yang diutus ke suku terabaikan guna mendukung kegiatan Misi yang dilakukan. Dan bilamana ke-2 hal tersebut yaiyu Daya dan Dana juga tidak dapat kita lakukan, maka kita dapat melakukan D yang ketiga yakni Doa. Doa dapat dilakukan oleh siapa saja dimanapun dan saat kapanpun kita dapat mendoakan bagi misi pelayanan Penginjilan bagi suku-suku terabaikan( STA ). Dan kita bersyukur bahwa pada tanggal 30 September 2018 BPM Sinode telah membentuk lembaga Pekabaran Injil Gepsultra pasca penanda tanganan MOU antara BPM Sinode Gepsultra dengan Indonesia Pelangi Nusantara ( IPN ) pada tanggal 3 Juni 2018 di Pendopo Kantor Sinode Gepsultra, hal ini akan memberi harapan yang pasti bahwa kita akan melihat kuasa Firman Allah yang luar biasa yang akan terjadi di bumi Sulawesi Tenggara, baik yang dilakukan di dalam Jemaat Gepsultra maupun kegiatan Misi Pelayanan kepada 20 Suku terabaikan di Sulawesi Tenggara.
Kirangaya setiap Firman yang kita terima dan kita sampaikan akan memberi hasil dan membawa banyak jiwa datang kepada Tuhan. Terpujilah Tuhan , Amin. (MT)