Taat Kepada Allah dan Pemerintah

Bacaan Alkitab

Markus 12: 13-17. 

Pembanding (Roma 13: 1-7)

Tanggal/Warna Liturgy 3 Maret 2019/Ungu (Minggu Sengsara I)

Saudara-saudara dalam hidup ini kita menyandang dua predikat kewargaan. Disatu sisi kita sebagai warga gereja, yang adalah warga kerajaan Allah yang harus takut dan tunduk kepada Allah dalam kedauatanNya. Tetapi disisi lain kita adalah warga masyarakat, bangsa dan Negara yang harus patuh dan taat kepada hukum dan perundang-undangan yang berkaku di Negara  kita.

Menjadi warga masyarakat dan warga Negara tentulah tidak sekedar hidup melakukan aktifitas demi untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari,  Tidaklah cukup apabila seseorang hanya memiliki dan menjadi bagian dari masyarakat dan bangsa.  Namun lebih dari itu ia harus  ikut serta dalam mengusahakan  dan memperjuangkan suatu kehidupan  bersama yang aman, sejahtera dan stabil dalam segala kehidupan. Nah… dalam konteks inilah kita akan memahami firman Tuhan ini dibawah tema: Taat kepada Allah dan pemerintah. 

Saudara- sauara,  dalam perikop ini  kita melihat beberapa peristiwa:

 Pertama:  bahwa orang-orang Farisi dan Herodian bermaksud jahat, yaitu ingin menjerat Yesus dengan suatu pertanyaan (ay. 13). Dan ternyata Yesus mengetahui maksud mereka, sehingga Dia bertanya “Mengapa kamu mencobai Aku?” (ay.15).

Kedua: Di sini, orang-orang Farisi berusaha menjebak Yesus, karena mereka tahu akan klaim dari Yesus sebagai Mesias. Dan dalam pemikiran mereka, seorang Mesias adalah orang yang membebaskan bangsa Israel dari penjajahan Romawi dan memulihkan Kerajaan Israel di dunia. Jadi, mereka berharap bahwa Yesus akan menjawab “tidak perlu membayar pajak kepada kaisar“, sehingga mereka kemudian dapat menangkap Yesus dan menyerahkan-Nya kepada pemerintahan Romawi – karena menghasut rakyat untuk tidak membayar pajak.

Ketiga: Jawaban Yesus yang membuat mereka semua terkejut dan heran, ketika Yesus berkataBerikanlah kepada Kaisar apa yang wajib kamu berikan kepada Kaisar dan kepada Allah apa yang wajib kamu berikan kepada Allah!” Dengan jawaban ini, maka mereka tidak mempunyai alasan untuk menangkap Yesus. Namun, di satu sisi, Yesus memberikan pengajaran yang begitu penting, yaitu bahwa Kerajaan yang ingin dibangun dan ditawarkan kepada manusia bukanlah kerajaan di dunia ini, namun Kerajaan Sorga.

Saudara-saudara…melalui kisah ini Yesus telah mengajarkan kepada kita, bahwa sebagai warga gereja dan warga masyarakat kita memiliki hak dan kewajiban yang tidak boleh diabaikan.

Apa hak dan kewajiban kita sebagai warga kerajaan Allah.

Apa yang sudah kita berikan kepada Allah? Sudahkah kita taat dan setia menjalankan kewajiban kita kepadaNya melalui gerejaNya?

Allah telah mengasihi kita dan telah mengampuni dosa kita. Ia telah mengorbankan diriNya bagi keselamatan kita. Pengorbanan yang begitu mahal.

Sebagai warga kerajaan Allah kita  diminta  menyembah  Dia, bahkan Ia  memberi kesempatan kepada kita untuk datang, memuji dan memohon berkat-berkatNya. Dalam Matius 7:7, Ia bersabda:  “Mintalah maka akan diberikan kepadamu; Carilah, maka kamu akan mendapat; ketuklah maka pintu akan dibukakan bagimu”.  Apa yang diperintahkan itu tentu kita sudah praktekkan;  setiap hari berdoa dan meminta kepada Tuhan, dan bahkan Tuhan sudah memberikan yang terbaik bagi kita.

 Oleh karena itu melalui perenungan ini,  ingatlah kewajiban kita selaku Umat.  Jangan kita hanya menuntut hak, namun kewajiban kita abaikan. Kewajiban untuk menaikkan syukur, membalas kasih Allah  dan memberikan seluruh diri kita untuk mentaati seluruh perintah-Nya sebagai manifestasi dari kasih kita kepada Allah (lih. 1Yoh 5:3).

Allah telah mengasihi kita, bahkan Ia telah mengangkat kita menjadi anak-anak tebusan, menjadi warga kerajaan Allah.  Karena itu sebagai manusia, maka kita wajib mengasihi Tuhan dan menjalankan semua perintah-Nya.  Itulah wujud  kewajiban kita kepadaNya. 

Kemudian yang berikut saudara, apa hak dan kewajiban kita sebagai warga Negara dan warga masyarakat?? Sudahkah kita menjadi warga Negara yang baik?

Ditengah masyarakat kita memiliki hak untuk hidup bersama, bahkan sebagai warga Negara kita diberi kebebasan seluas luasnya untuk mengatur kehidupan kita, hak memiliki dan memberdayakan  lahan/papan, sandang dan pangan bahkan menjalani hidup yang dijamin dan diatur menurut undang-undang. Kita bisa melakukan aktifitas apa saja, akan tetapi kita harus patuh dan tunduk kepada aturan yang berlaku,  kita  memiliki kewajiban untuk mematuhi segala peraturan dan perundang-undangan yang berlaku. Kita memiliki kebebasan untuk hidup, tetapi kita juga harus patuh  pada aturan pemerintah untuk membayar pajak.

 Tuhan Yesus ketika diperhadapkan dengan pertanyaan: Apakah diperbolehkan membayar pajak kepada Kaisar atau tidak ....? Tuhan Yesus menjawab: mengapa engkau mencobai Aku? Bawalah kemari suatu dinar supaya kulihat?... lalu kataNya lagi: “Berikanlah kepada Kaisar apa yang wajib kamu berikan kepada Kaisar dan kepada Allah apa yang wajib kamu berikan kepada Allah.

Jawaban ini sebenarnya hendak menegaskan tentang betapa penting hidup dalam ketaatan. Ketaatan membayar pajak kepada pemerintah dan ketaatan memberi persembahan itu adalah contoh kecil. Namun ketaatan disini sesungguhnya menyangkut hal yang universal. Ketaatan  kepada Allah dalam seluruh aspek kehidupan. Yakni bagaimana hidup  mencerminkan sebuah ibadah. Hidup sebagai garam dan terang. Amin. (silahkan dikembangkan). (HM)

Membagikan

Dorongan Anda sangat berharga bagi kami

Cerita Anda membantu mewujudkan situs web seperti ini.